Rabu, 15 Juni 2011

Tanah Longsor di Kecamatan Talegong

Kejadian pergerakan tanah/ tanah longsor, tidak selalu dipicu oleh hujan yang terjadi secara terus menerus. Hal inilah yang terjadi di Kampung Ciwaru RT 03 RW 01 Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut. Pada hari Kamis, 9 Juni 2011 jam 08.00 WIB, telah terjadi pergerakan tanah/tanah longsor pada salah satu tebing yang mempunyai ketinggian ± 80-100 m (dari badan jalan) dan kemiringan bidang ± 60° s/d  75°. Penyebab dari tanah longsor ini adalah kondisi tanah yang gembur dan berbatu, sehingga tanah tidak cukup kuat untuk menopang bebatuan yang ada.

Berdasarkan laporan dari Camat Talegong dan hasil pengecekan Tim BPBD Kabupaten Garut ke lokasi, yang juga telah dilaporkan ke BNPB, BPBD Provinsi Jawa Barat, tanah longsor yang terjadi tidak menimpa pemukiman warga secara langsung, tetapi menutup akses jalan dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 ataupun roda 2. Jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan 5 desa yang ada di Kecamatan Talegong, yaitu dari Desa Sukamulya, Desa Mekarmulya, Desa Selaawi, Desa Mekarmukti dan Desa Mekarwangi. Longsoran material terebut menimbun badan jalan selebar 4 m dengan panjang ± 150 m dan ketebalan material longsoran ± 1-20 m. Meskipun tanah longsor ini tidak menimbulkan korban jiwa, tapi ada 8 rumah warga (8 KK, 25 jiwa) yang dapat terancam oleh bahaya tanah longsor karena terletak di atas kanan lokasi longsoran. Informasi 8 KK yang terancam tanah longsor:
1.      Bah Otoy         (2 jiwa)
2.      Pamali             (3 jiwa)
3.      Atang               (3 jiwa)
4.      Sukra               (7 jiwa)
5.      Ajant                (3 jiwa)
6.      Ade                  (4 jiwa)
7.      Ating                (3 jiwa)
8.      Sukri                (3 jiwa)
Selain tertutupnya akses jalan, material longsoran juga telah merusak lahan pertanian ± 5 Ha.

Beberapa tindak lanjut dan langkah-langkah alternatif telah dilakukan, yaitu :

  • pembuatan jalur setapak di atas longsoran yang masih dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan
  • menggunakan jalan dari Kampung Pamorotan, Parapatan (Pasir Awi)
  • pembuatan jalur baru dari Kampung Bojong Haur, Kampung Datar Kanyere, Kampung Pamorotan yang berjarak 1,5 km yang melintasi Sungai Cisintok ± selebar 50 m

Kejadian bencana alam mungkin saja dapat diperkirakan kapan akan datang, tapi tidak tahu pasti kapan akan terjadi. Kejadian tanah longsor ini tetap merupakan pelajaran berharga bagi kita semua. Meskpiun tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi berdampak pada tertutupnya akses jalan dan juga rusaknya lahan pertanian yang merupakan sumber penghidupan bagi warga disana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar